Serba-serbi Telegra.ph Bag I, Sekelumit Tentang Telegra.ph Oleh PDSN

Sobat MPJ, pernah mendengar Telegra.ph? Alat publikasi satu ini memudahkan para pengguna Telegram dalam mengekspresikan ide dan kreatifitas mereka melalui tulisan. Seperti halnya di blog yang populer saat ini seperti Blogger, Word Press, Word Press Self Hosted, My Wap Blog, juga Medium, para penulis yang aktif di Telegram berbagi informasi, tips dan trik, pengetahuan, motivasi, dan inspirasi melalui Telegra.ph.

Wajar, rival aplikasi pesan instan WhatsApp diminati oleh meliaran pengguna di seluruh dunia. Selain fitur privacy dan encription end to end, Telegram menyajikan berbagai fitur yang belum ada di aplikasi pesan instan lainnya, diantaranya alat publikasi Telegra.ph, serta fitur instant view yang bisa memuat halaman 0 detik secara cepat tanpa masuk peramban. Jadi, kita bisa membuka situs web yang mendukung pratinjau instan dengan nyaman melalui Telegram tanpa harus repot-repot buka peramban apapun.
Kedua fitur yang disebutkan di atas, membuat aplikasi pesan instan asal Rusia ini menjadi pilihan kedua saat aplikasi pesan instan utama sedang error, atau down.

Topik di tulisan kali ini, membahas Telegra.ph yang baru saya eksplorasi sejak pertama memakai Telegram di ponsel android Januari 2020.
Awal mulanya, saya menggunakan klien yang didesain sedemikian rupa untuk PDSN bernama Telelight Juli 2018, dan blindgram Oktober 2019. Saya belum mengetahui betul soal alat publikasi yang digunakan oleh pemilik kanal, serta penulis blog aktif. Baru mengerti bahwa di Telegram punya alat publikasi dengan tampilan yang minimalis, no iklan, dan gratis.

Sebagai penulis pemula, saya mencoba eksplor Telegra.ph di peramban bawaan ponsel android. Di alat publikasi satu ini, kita bisa mempublikasikan tulisan tanpa mencantumkan author atau bisa disebut anonymous. Secara tampilan, bersih, orang non PDSN suka dengan tampilan yang nyaman, serta bersih dari iklan yang mengganggu. Namun, sangat disayangkan bahwa Telegra.ph tidak aksesibel untuk PDSN. Dalam pemformatan tulisan saja, tombol-tombol tidak bisa dibaca oleh berbagai pembaca layar di setiap perangkat. Pembaca layar hanya menyebutkan kata button atau tombol setiap bernavigasi memformat teks yang sudah ditulis.

Kendala yang dialami PDSN dalam mengeksplor Telegra.ph di peramban selanjutnya, yaitu kesulitan dalam navigasi di kolom judul, kolom penulis, dan kolom isi tulisan. Biasanya, kesulitan tersebut dialami oleh pengguna ponsel berbicara. Tidak menutup kemungkinan, pengguna komputer berbicara pun juga merasakan hal serupa. Saya sendiri merasakan hal tersebut.
Selanjutnya, saya mencoba masuk di Telegra.ph dengan Bot Telegra.ph di klien Telegram android. Bukannya mempermudah PDSN dan non PDSN, malah justru semakin mempersulit dalam menggunakan Telegra.ph sebagai alat publikasi setelah blog. Saat menulis judul, author tersenggol kursornya, sehingga nama pena menjadi hilang beberapa huruf, tergeser, atau terhapus. Perlu adanya solusi agar PDSN dan non PDSN bisa berkarya di bidang tulis-menulis di Telegra.ph melalui perangkat komputer, atau perangkat ponsel.

Alhamdu lillah, di perangkat ponsel ada beberapa aplikasi yang bisa dijadikan rekomendasi dalam menulis karya di Telegra.ph. Untuk perangkat komputer, terutama Windows, MAC, dan Linux, harap bersabar dahulu. Saya belum berselancar mencari aplikasi Telegra.ph yang bisa diintegrasikan dengan Telegram Desktop, dan Unigram, klien telegram tidak resmi untuk Windows 10.
Tambahan, klien telegram melalui peramban yang bisa di akses oleh komputer dan ponsel, yaitu Telegram Web K, dan Telegram Web Z. Kedua situs tersebut sudah saya eksplor baik navigasi, serta aksesibilitas untuk berbagai pembaca layar. Bila dibandingkan, kedua web klien ini cukup aksesibel, namun secara prosentase, Telegram Web Z dalam aksesibilitas diprosentasikan 80%.

Kembali membahas Telegra.ph. Di Apple AppStore dan Google Play Store, tersedia aplikasi Telegra.ph yang patut dicoba. Di postingan blog selanjutnya, insya Allah, saya usahakan berbagi aplikasi alat publikasi sederhana yang dirancang untuk perangkat ponsel pintar.

Setiap aplikasi termasuk Telegra.ph ada yang berbayar, ada yang gratis atau free. Alangkah baiknya disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk eksplorasi pertama kali, dicoba yang free terlebih dahulu, contoh menggunakan Teleposter untuk perangkat android, dan Telegra.ph Unofficial For iOS. Bila sudah terbiasa menggunakan yang gratisan, baru pasang aplikasi yang berbayar, contoh Telegraph X Pro.

Atau, sobat MPJ bisa juga mengunduh full version secara gratis karena keterbatasan anggaran, atau harga terlalu mahal. Namun, bila sobat MPJ membeli atau berlangganan aplikasi pada developer, maka sobat MPJ sudah menghargai hak cipta, serta menambah fitur aplikasi yang sudah terpasang sebelumnya.
Untuk mempersingkat waktu, kembali pada pembahasan bahwa di Telegram tidak hanya menyajikan fitur seperti encryption end to end, privacy, instant view, Telegram Bots, dan fitur-fitur menarik lainnya, Telegram memiliki alat publikasi yang minimalis, tampilan yang bersih, mudah digunakan, sederhana, serta no iklan. Sayang, terdapat kekurangan yang harus dicarikan solusi agar pengguna dapat menorehkan karya tulis mereka.

Kesimpulan dari beberapa poin di atas terkait alat publikasi, yaitu Telegra.ph:

  • Apapun ide atau gagasan yang sobat MPJ punya, sampaikan di blog yang minimalis, tampilan yang bersih, dan no iklan besutan Telegram;
  • Setiap kesulitan, pasti ada kemudahan, yaitu berupa solusi dengan mengunduh aplikasi untuk Telegra.ph yang dirancang untuk perangkat ponsel pintar. Jangan menyerah sebelum perang!
  • Sesuaikan dengan kebutuhan. Bila punya bajet lebih, silahkan beli yang pro atau premium, karena fiturnya lengkap.

Terima kasih, sobat MPJ yang sudah membaca tulisan ini. Ingin memberikan saran dan masukkan? Bisa dikirim di kolom komentar blog ini.
Akhir kata, tetap jaga prokes COVID19, dan sehat wal aafiyat selalu. Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Menulis Markdown di RentryCo